Dari alam mimpi kuseret tubuhku untuk beranjak berdiri. Sayup-sayup suara
adzan subuh menggugah jiwa untuk segera bangkit. Namun mata sungguh tak mudah
untuk berkompromi. Oooh… ada saja bagian tubuh ini yang masih berusaha
menyabotase diri. Masih dengan mata
terpejam, kuhirup udara dalam-dalam. Kuhembuskan residu pernafasan
sekuat-kuatnya. Kembali kutarik nafas lebih panjang, dan kusebarkan oksigen
yang gratis dari Tuhan ke seluruh bagian. Perlahan… aku rasakan bagian demi
bagian tubuhku, dan mataku mulai rela untuk mengangkat pelupuknya.
Alangkah indahnya saat kumulai pagi dengan senyuman penuh harapan. Kusapa
semua titipan Tuhan yang tersusun sesuai aturan. Dari ujung kepala hingga ujung
jari-jari kakiku. Mengucapkan salam agar turut bersemangat memenuhi setiap
peran dan kewajiban. Dan mereka pun dengan sukarela menyatu untuk memberiku
dukungan. Jika demikian, langkahku pun semakin ringan.
Mentari telah mengintip di ujung timur bersiap pancarkan sinarnya.
Ayam-ayam yang berkokok pun mulai sibuk mencari makan. Kendaraan mulai
terdengar berlalu-lalang di jalan. Pertanda kesibukan manusia mulai dijalankan.
Meskipun dalam ketenangan malam pun masih banyak orang yang mengerahkan tenaga
untuk dapat menghidupi keluarga. Mereka bekerja dalam kesunyian. Mau tak mau
mereka pun harus menerima kenyataan.
Akupun bersiap untuk menjalani hariku. Perasaan jenuh dan bosan kadang
menyelinap di hatiku. Mengapa itu-itu saja yang kulakukan? Rutinitas harian
yang aduhai menjemukan. Namun seketika bagian diriku yang lain akan melayangkan
pukulan. Plaaak!!!! Masih mau bilang bosan?! Kayak nggak tahu tujuan hidup
saja. Tuuuh…. Banyak amanah yang harus dijalankan. Bersyukur masih diberi nafas
untuk hidup. Kalau udah bosan, sudah siapkah dipanggil Tuhan?! Wuiih… galak betul kamu. Masak ngeluh dikit
aja nggak boleh. Kalau sudah
ditampar demikian, tak ada pilihan. Kutuntaskan hariku dengan penuh rasa syukur
tanpa keluhan.
Itulah kawan. Setiap saat pastilah konflik terus menghadang. Tak jarang
kita harus berdamai dengan keadaan. Diawali dengan berdamai dengan diri
sendiri. Yang kadang banyak keinginan, namun tak sesuai dengan kenyataan. Saat
batin tidak seimbang , maka hari pun akan runyam. Sinergikan rasa, pikiran, dan
tindakan. Damaikan jiwa untuk raih ketenangan. Damailah dalam setiap langkahmu.
Karena damai itu diciptakan. Bukan serta-merta didapatkan. Dalam heningnya
malam, aku jadikan pengalamanku sebuah renungan.
#damaidihati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar